Ragam  

Perbedaan Cerita dan Tokoh Punakawan Sunda dengan Jawa dalam Kisah Pewayangan

tokoh punakawan sunda dalam kisah pewayangan
Para tokoh Punakawan Sunda dalam kisah pewayangan. (ist)

Selain itu ada juga Bagong yang nerupakan anak asli Semar. Punakawan ini diceritakan mengabdi pada kerajaan Amarta dan dimasukan dalam hikayat Mahabharata.

Ini untuk menegaskan klaim raja-raja Jawa yang merupakan keturunan trah Pandawa (jadi penguasa di tanah Jawa juga). Tokoh togog sering dilewatkan dan tidak diceritakan.

Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Wayang yang Paling Populer di Indonesia, dari Kulit hingga Klitik

Pada punakawan Sunda, tokoh Togog lebih sering diangkat. Tokoh Bagong ini diganti dengan Cepot yang disebutnya Astrajingga.

Cepot ini bukan anak Semar, walaupun di kehidupannya berlaku hubungan bapak-anak antara Semar dan Cepot.

Cepot merupakan tokoh yang cukup penting dalam pewayangan Sunda. Kemunculannya mistis, ia muncul begitu saja sebagai tokoh ‘serupa’ Semar.

Cepot, kalau dia mau, bisa jadi sangat sakti, sulit ditandingi bahkan oleh para ksatria Pandawa sekalipun. Dia juga tidak otomatis tunduk pada kaum Pandawa.

Baca Juga: 17 Penerus dan Regenerasi Dalang Wayang Golek Jebolan Padepokan Giri Harja

Lambang Kisah Punakawan Jawa dan Sunda dalam Kehidupan

Punakawan Jawa merupakan alegori dari rakyat jelata, kuat, tangguh dan bijaksana, tapi tunduk pada penguasa.

Sedangkan punakawan Sunda (terutama Cepot/Astrajingga) lebih kritis terhadap penguasa.

Cepot sendiri merupakan alegori dari alam, kuat dan ramah pada manusia, tapi kalau diperlakukan semena-mena, dia akan melibas balik dengan dahsyat.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News