Ragam  

Perbedaan Cerita dan Tokoh Punakawan Sunda dengan Jawa dalam Kisah Pewayangan

tokoh punakawan sunda dalam kisah pewayangan
Para tokoh Punakawan Sunda dalam kisah pewayangan. (ist)

HALOJABAR.COM – Kesenian wayang menjadi salah salah satu kesenian tradisional yang khas di tanah Jawa.

Di Jawa Barat, kesenian wayang lebih dikenal dengan Wayang Golek. Sedangkan di Jawa, kesenian ini lebih dikenal dengan Wayang Kulit.

Kisah wayang biasanya berdasarkan cerita yang diambil dari epik Ramayana dan Mahabharata.

Bukan hanya itu, setiap pagelaran wayang pasti juga ada pesan yang hendak disampaikan oleh seorang dalang. Begitu juga dengan empat tokoh pewayangan yang dikemas menjadi punakawan.

Baca Juga: 4 Tokoh dan Karakter Wayang Golek Punakawan versi Sunda dalam Kisah Pewayangan

Istilah punakawan berasal dari kata pana yang artinya paham, dan kawan yang artinya teman. Jika mencari tokoh Punakawan di naskah Mahabharata dan Ramayana, jangan heran jika tokoh Punakawan tidak ada di sana. Punakawan merupakan tokoh pewayangan yang diciptakan oleh seorang pujangga Jawa.

Dalam setiap daerah, seperti Jawa Barat (Sunda) dan Jawa, kisah Punakawan dikemas dengan cerita berbeda.

Lantas apa perbedaan Punakawan versi Sunda dan Jawa? Berikut ulasannya seperti dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: 5 Tokoh dan Watak Pandawa Lima dalam Kisah Pewayangan

Perbedaan Punakawan Sunda dan Jawa dalam kisah pewayangan.

Meski dasarnya sama, tapi memang ada detil yang sering membedakan.

Detil yang berbeda ada di penokohannya, dan masalah pesan atau cerita yang ingin disampaikan.

Perbedaan Cerita Punakawan Sunda dan Jawa

Punakawan Sunda lebih bersifat mistis, di mana tokohnya merupakan perwujudan dari kekuatan alam. Kemungkinan asalnya dari tradisi animisme.

Sedangkan punakawan Jawa penokohannya bersifat religi, di mana tokohnya merupakan perwujudan dewa & mahluk sakti lain.

Baca Juga: Sosok Abah Sunarya, Dalang Wayang Golek Giriharja yang Menjadi Pelopor Pewayangan

Perbedaan Tokoh Punakawan Sunda dan Jawa

Pada punakawan Jawa, yang sering muncul adalah tokoh Semar, Petruk, dan Gareng. Di mana Semar merupakan perwujudan dewa, Petruk dan Gareng adalah dua mahluk raksasa sakti yang ditaklukan Semar, kemudian diangkat anak.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News