Penjelasan dan Cara Kerja Teknologi Snickometer Pada EURO 2024

Teknologi Snickometer EURO 2024
Teknologi Snickometer EURO 2024. (Pixabay)

HALOJABAR.COM – Pemanfaatan teknologi telah merambah ke berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia olahraga. Salah satu inovasi terkini adalah penggunaan teknologi snickometer dalam perhelatan EURO 2024.

Teknologi ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan pertandingan dengan cara mendeteksi kontak bola. Mari kita jelajahi lebih lanjut mengenai snickometer dan cara kerjanya.

Apa Itu Teknologi Snickometer?

Snickometer awalnya lebih dikenal dalam olahraga kriket, di mana teknologi ini digunakan untuk mendeteksi apakah terjadi kontak antara pemukul pemain dan bola. Namun, pada EURO 2024, snickometer diadopsi untuk membantu mendeteksi suara saat bola bersentuhan dengan pemain atau gawang.

Snickometer pertama kali ditemukan pada tahun 1990-an oleh Allan Plaskett. Seiring perkembangan teknologi, alat ini dikenal sebagai Ultra-Edge yang mampu menampilkan hasil deteksi frekuensi melalui audio dan visual.

BACA JUGA: Stefano Beltrame Ungkap Kans Timnas Italia di Ajang Euro 2024

Cara Kerja Snickometer

Mengetahui apa itu snickometer tidak lengkap tanpa memahami cara kerjanya. Pada pertandingan olahraga, seperti sepak bola, alat ini biasanya dipasang di gawang atau bola untuk mendeteksi frekuensi ketika bola melakukan kontak dengan objek lain.

Snickometer bekerja dengan menggunakan mikrofon sensitif yang menangkap frekuensi suara. Mikrofon ini menyaring kebisingan yang tidak perlu, lalu mengirimkan frekuensi yang ditangkap ke osiloskop. Osiloskop adalah perangkat yang mengukur gelombang suara yang direkam. Sementara itu, kamera berkecepatan tinggi merekam gerakan bola. Kombinasi rekaman audio dan visual ini memungkinkan penentuan apakah suara yang ditangkap mikrofon bertepatan dengan gerakan bola.

Jika suara terdengar, ini menandakan bola bersentuhan dengan objek seperti pemukul, gawang, atau tubuh pemain. Dalam sepak bola, snickometer dapat membantu mengetahui apakah pemain menyentuh bola dengan bagian tubuh tertentu di area terlarang. Microchip yang terpasang pada bola ini mampu melacak sentuhan dengan kecepatan 500 kali per detik, sehingga dapat membantu wasit dalam menentukan keputusan penalti.

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News