NU Circle Beri Peringatan Keras kepada Nadiem Makarim Terkait Unsur Seksualitas dalam Kurikulum Sastra di Sekolah

Ilustrasi sekolah (Klimkin/Pixabay)

HALOJABAR.COM- Wakil Ketua Perkumpulan Nusantara Utama Cita (NU Circle), Ahmad Rizali mengingatkan kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek (Mendikbudristek), Nadiem Makarim untuk tidak menyebarkan adegan seksualitas di sekolah.

Peringatan tersebut disampaikan kepada Nadiem Makarim, karena pihak NU Circle melihat bahwa pada program Sastra Masuk Kurikulum, yang menjadi pendukung Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar, terdapat banyak karya sastra yang mengandung unsur penyebaran adegan seksualitas, yang direkomendasikan secara resmi menjadi bacaan anak-anak di sekolah.

“Adegan cabul yang mengumbar narasi seksualitas  dan persenggamaan sangat tidak layak masuk kurikulum pendidikan nasional. Nadiem harus menghentikan kecerobohan ini. Pemerintah harus menjaga keadaban manusia melalui pendidikan kemanusiaan yang adil dan beradab,” tegas Ahmad Rizali dalam siaran pers yang diterima oleh HALOJABAR pada Rabu 29 Mei 2024.

Kemendikbud Ristek sendiri membuat rekomendasi sejumlah karya sastra sebagai bacaan guru dan anak-anak sekolah, dalam Program Sastra Masuk Kurikulum. Namun, pihak NU Circle menemukan dalam beberapa karya tersebut memuat adegan seksualitas.

Baca Juga: Edukasi Kesehatan Reproduksi, Pemkot Bandung Resmikan PIK Remaja di Sekolah

Salah satunya adalah yang terdapat dalam cerpen yang ditulis Zen Hae, dengan judul “Rumah Kawin”. Dalam cerpen yang diterbitkan tahun 2024 ini, terdapat temuan di yang mengandung unsur seksualitas. Diantaranya adalah sebagai berikut:

-Halaman 47: “Tangannya terus m***ma** p**t*t Sarti dan me**o**ng*** mulut mo***ng*** ke **lu* wayang bermata burung hantu itu”
-Halaman 48: “B***n* z***r Mamat jago yang serup ikan terasa me****n s****k*n*** Sarti”
-Halaman 58: “Ia m*m**r***k*n Sarti di ranjang” dan seterusnya menggambarkan mengenai aktivitas seksual.
-Halaman 64: “Mamat jago me**e**ng dan me***** p***** Sarti. Kali ini membiarkan Mamat jago me****s dan me**k*n p*****nya”
-Halaman 95-96: “Hingga suatu hari perempuan itu memergoki saya se**n*** te*****ng sambil ****gu***i anjingnya yang terus mengaing”
Halaman 101: “Perempuan muda ber***** si****-pu***-ber****ng**, meng****at dengan rambut acak-acakan dan mata redup, di atas hamparan sprei kusut”

Ahmad menegaskan jika pada panduan Program Sastra Masuk Kurikulum tersebut, mengandung unsur pelanggaran norma kesusilaan, telah mengumbar persenggamaan melalui tulisan.

“UU No 44 Tahun 2008 tentang Pornografi jelas mengatur masalah ini dan melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Karena itu NU Circle minta program ini harus dihentikan dan dibuat secara lebih beradab dan lebih profesional,” tegas Ahmad.

Baca Juga: Awas Predator! Ini 5 Tips Menjaga Anak dari Kejahatan Seksual Orang-orang Terdekat

“Ini bukti Profil Pelajar Pancasila yang tidak diturunkan secara langsung dari setiap Sila Pancasila telah membuat Kemdikbud Ristek bebas merdeka melakukan apa saja termasuk memasukkan pendidikan  ketidakberadaban dalam Kurikulum Merdeka,” jelasnya.

Menurutnya, problem besar pendidikan nasional saat ini adalah rendahnya mutu berpikir siswa karena kompetensi literasi dan numerasi  sangat memprihatinkan.

“Mengapa Kemdikbud tidak fokus di sini. Seharusnya perang besar pemerintah adalah memberantas kebodohan ini dan bukan membuat program yang justeru menurunkan akal sehat dan mengubah syahwat kebinalan,” geram Ahmad.

Ahmad mendesak Pemerintah, termasuk Pemerintahan nanti untuk lebih fokus memerangi kebodohan literasi dan numerasi ini dengan menerbitkan Peraturan Presiden atau Instruksi Presiden tentang Peningkatan Mutu Literasi dan Numerasi Pendidikan Dasar dan Menengah.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News