Hal tersebut juga yang membuat rumah adat Cikondang ini sering dijadikan sebagai percontohan arsitektur unik.
3. Hutan Larangan dan Segala Aturannya
Di Kampung Adat Cikondang, terdapat hutan larangan dengan luas sekitar 3 hektar. Hutan larangan ini memiliki beberapa aturan atau pamali yang harus dipatuhi oleh siapapun yang ini masuk ke hutan ini.
50 meter dari pintu masuk hutan larangan ini, terdapat batu yang berjejer rapi yang digunakan untuk menyimpan pusaka Kampung Cikondang. Di area ini pula terdapat makam leluhur yang sering dijadikan tujuan ziarah warga di hari yang diperbolehkan dikunjungi.
Siapapun boleh masuk ke hutan larangan ini, terkecuali wanita yang sedang haid atau nifas dan non-muslim. Anda dilarang mengambil foto di hutan larangan ini pada hari Minggu, Senin, Rabu dan Kamis.
Selain itu, di hutan larangan ini juga terdapat bunga anggrek purba yang sudah berusia ratusan tahun. Ketika sedang mekar, bunga ini akan mengeluarkan wangi yang bisa tercium di seluruh kampung.
4. Memiliki Ritual Tahunan 15 Muharam
Masyarakat Kampung Adat Cikondang memiliki ritual yang selalu diadakan setiap 15 Muharam. Ritual ini adalah rangkaian upacara ritual yang diadakan untuk memperingati Tutup Tahun (Wuku Taun) dan Pembuka Tahun (Magap Taun).
Dalam prosesi ritualnya, seluruh masyarakat Kampung Adat Cikondang akan berkumpul untuk memanjatkan doa dan mengucap syukur atas diperkenankannya memasuki tahun yang baru.
Sebelumnya, masyarkat Kampung Adat Cikondang akan melakukan beberapa persiapan. Mulai dari menumbuk beras dengan menggunakan peralatan tradisional seperti lisung dan halu, memasak makanan hingga mengolah hasil bumi yang akan disuguhkan dalam acara puncak nanti.
5. Memiliki Sekitar 45 Jenis Kuliner yang Diolah Secara Tradisional
Fakta menarik Kampung Adat Cikondang yang terakhir adalah memiliki sekitar 45 jenis makanan yang diolah secara tradisional. Diantaranya adalah rengginang, ampeang, teng-teng dan masih banyak lagi.
