Marak Gelandangan dan Pengemis di Bulan Ramadhan, Begini Kata Dinsos Kota Cimahi

gelandangan pengemis ramadhan cimahi
Ilustrasi tunawisma dan pengemis. (Leroy_Skalstad/Pixabay)

HALOJABAR.COM – Dinas Sosial Kota Cimahi mengakui kehadiran gelandangan, pengemis (gepeng) dan anak jalanan di sejumlah titik di Kota Cimahi mulai marak saat bulan suci Ramadhan. Fenomena ini menjadi sebuah permasalahan klasik.

Apalagi banyak dari mereka yang enggan direhabilitasi karena menyukai kehidupan jalanan dengan meminta belas kasihan dan iba dari masyarakat yang ingin bersedekah.

“Kehadiran pengemis, gelandangan dan anak-anak jalanan masih jadi pekerjaan rumah bagi kami, apalagi rata-rata mereka menolak untuk direhabilitasi,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Pemberdayaan Sosial, Dinsos Kota Cimahi, Supijan Malik, Selasa 19 Maret 2024.

BACA JUGA: Pengemis Kerap Menjamur di Bulan Ramadhan, Dinsos Cimahi Koordinasi dengan Satpol PP

Terkait hal itu pihaknya bakal melakukan penjangkauan guna mengantisipasi maraknya pengemis, gelandangan dan anak jalanan yang terus meningkat selama bulan suci Ramadhan. Termasuk koordinasi dengan pihak Satpol PP.

Dirinya tidak memungkiri ada peningkatan jumlah gepeng dan anak jalanan pada Ramadhan tahun ini. Mereka kebanyakan datang dari luar daerah dan biasanya sering berkelompok.

“Lokasi favorit mereka biasanya di sekitar rel Baros, Dustira, Cimindi, dan Alun-alun Cimahi,” sebutnya.

BACA JUGA: Ternyata Ini Baliah, Sosok Pengemis ‘A Kasihan A’ di Gunung Salak yang Viral di Medsos

Diakuinya keberadaan pengemis, gelandangan, dan anak jalanan ini mengganggu kenyamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Di sisi lain pemerintah berkewajiban memberikan pilihan hidup yang lebih baik, melalui penyaluran ke panti rehabilitasi.

Kendati demikian, mereka rata-rata menolak lantaran sudah merasa nyaman hidup di jalanan dengan penghasilan yang lumayan tanpa perlu bekerja keras. Sehingga budaya dan pola pikirnya juga harus diubah.

“Kami lebih cenderung menyelamatkan gepeng yang masih anak-anak, untuk dibina di Sekretariat Bersama (Sekber) dan memutuskan mata rantai kemiskinan,” tandasnya.***

Follow dan baca artikel terbaru dan menarik lainnya dari HaloJabar di Google News